Plasmodium sp pada manusia
menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam, anemia dan spleomegali
(pembengkakan spleen).
Dikenal 4 (empat) jenis plasmodium, yaitu :
1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (malaria tertiana maligna).
4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (malaria tertiana maligna).
4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Malaria menular kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. dalam siklus hidupnya. Plasmodium sp
berproduksi secara sexual (sporogoni)dan asexual (schizogon) di dalam host yang
berbeda, host dimana terjadi reproduksi sexsual, disebut host definitive
sedangakn reproduksi asexual terjadi pada host intermediate. Reproduksi sexual
hasinya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual disebut
merozoite.
Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum mempunyai
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses
definitifnya atau merupakan vektornya.
Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan
.Morfologi dan daur
hidup
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian.
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian.
·
SIKLUS ASEKSUAL
Siklus di luar sel darah/
eksoeritrositer(dalam hati)
Perkembangan dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa).
Perkembangan dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa).
Siklus di dalam sel darah merah /
eritrositer
Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan cepat.
Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat – tempat ini parasit berkembang lebih lanjut.
Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 – 24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3 darah.
Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan cepat.
Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat – tempat ini parasit berkembang lebih lanjut.
Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 – 24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3 darah.
Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal disebabkan oleh karena eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.
Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan parasit. Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik kasar berwarna merah (titik mauror) tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlangsung dalam alat-alat dalam, tetapi kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk pertama kali tampak dalam darah tepi setelah beberapa generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak dalam darah. Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky. Intinya lebih lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar inti. Mikrogametozit membentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan plasma sekitar inti.
Jumlah gametosit pada
infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000 – 150.000/mm3
darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada
manusia. Walaupun skizogoni eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam
waktu 48 jam dan priodisitasnya khas terirana, sering kali pada species ini
terdapat 2 atau lebih kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak
singkron, sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi tidak teratur,
terutama pada stadium permulaan serangan malaria.
·
SIKLUS SEKSUAL/SPOROGONI
Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 – 17 hari pada suhu 23o C dan 10 – 11 hari pada suhu 25o C – 28o C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat
Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 – 17 hari pada suhu 23o C dan 10 – 11 hari pada suhu 25o C – 28o C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat
SKEMA SIKLUS HIDUP
PEMERIKSAAN
PARASIT SECARA MiKROSKOPIS
Dalam
pemeriksaan parasit malaria digunakan sediaan darah tebal dan sediaan darah
tipis.
Sediaan
darah tebal
Keuntungan
dalam pemeriksaan darah tebal:
·
Membutuhkan
waktu yang lebih singkat untuk memeriksa dan menemukan parasit yang pertama
·
Kalau
kepadatan parasit rendah, kemungkinan besar dapat di temukan positif dengan
mudah.
Kekurangan
dalam pemeriksaan darah tebal:
·
Bentuk
parasit tidak kelihatan sempurna
Bentuk parasit pada sediaan darah tebal
a.
Troposoit
muda (bentuk cincin)
i.
Bentuk
kecil dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus
ii.
Mempunyai
dua inti
iii.
banyak
sekali bentuk cincin tanpa disertai tingkat parasit yang lebih tua/ dewasa
secara praktis pasti plasmodium falciparum
b.
tropozoit
sedang berkembang
bentuk cincin yang tebal dan besar menyerupai
cincin muda dari vivax, kadang-kadang butir atau kabut pigmen agak kelihatan
c.
tropozoit
dewasa
i.
vakuola
cincin yang sering tidak ada atau hampir tidak ada
ii.
parasit
sangat kecil dan kompak
iii.
sitoplasma
biasanya pucat, ovale, dan bulat tidak teratur
iv.
sebuah
inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap
kira-kira sebear inti
v.
biasanya
hanya dijumpai pada infeksi berat saja dimana terlihat bentuk ring yang banyak
jumlahnya.
d.
sison
muda
i.
jarang
sekali terlihat dan biasanya bersama-sama dengan sejumlah besar tropozoit
sedang berkembang
ii.
sangat
kecil dengan dua inti atau lebih dengan sedikit sekali sitoplasma yang
sering-sering berwarna pucat
iii.
pigmen
terdiri dari satu kelompok kecil atau lrbih, padat dan berwarna gelap sekali
e.
sison
dewasa
i.
jarang
sekali ditemukan pada darah tepi kecuali pada infeksi berat
ii.
selalu
bersamaan dengan banyak bentuk cincin yang kecil
iii.
mempunyai
20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil yang
berwarna gelap sekali
f.
gametosit
muda
i.
kadang-kadang
panjang, langsing, dan runcing kedua ujungnya
ii.
pigmen
tersebar rata sampai ke ujung
iii.
biasanya
ditemani banyak merozoit
g.
gametosit
dewasa
i.
bentuk
pisang atau kacang kedelai
ii.
pada
bagian yang tebal dari sediaan dapat berbentuk bulat, bujur telur,
ataukelihatan agak rusak yang mana dapat diragukan dengan tropozoit dewasa atau
gametosit malariae, kadang-kadang terdapat “balon merah” dipinggir luar dimana
diagnosa falciparum dapat ditegakkan.
iii.
Dapat
bersama sama bentuk cincin atau tanpa cincin
Sediaan darah tipis
Keuntungan
:
·
Bentuk
stadium parasit kelihatan jelas dan sempurna
Kekurangan:
·
Dalam
pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menemukan parasit yang
pertama dan menyelesaikan pemeriksaannya
·
Kalau
kepadatan parasit rendah, besar kemungkinan akan diagnosa negatif.
Bentuk parasit pada sediaan darah tipis
a.
Bentuk
cincin (tropozoit awal)
i.
Ukuran
1/5 dari eritrosit
ii.
Bentuk
cincin sangat halus
iii.
Kromatin
titiktitik halus sering kali dua
iv.
Bentuk
accole sering
v.
Pigmen
pada stadium ini tidak ada
b.
Tropozoit
sedang berkembang
i.
Jarang
terlihat pada darah perifer
ii.
Mempunyai
ukuran kecil
iii.
Bentuk
padat
iv.
Vakuola
tidak di kenal
v.
Kromatin
titik-titik atau batang-batang
vi.
Berpigmen
bentuk kasar
vii.
Warna
hitam, jumlah sedang
viii.
Penyebran
terkumpul dalam dua kelompok
c.
Sison
imature(muda)
i.
Jarang
terlihat pada darah perifer
ii.
Ukuran
hampir mengisi eritrosit
iii.
Bentuk
padat
iv.
Kromatin
banyak berupa massa irreguler
v.
Pigmen
tersebar
d.
Sison
matur(tua)
i.
Jarang
terlihat dalam darah perifer
ii.
Ukuran
hampir mengisi erytrosit
iii.
Bentuk
berpigmen
iv.
Merozoit
32, rata-rata 24 berukuran kecil
v.
Pigmen
tersebar
e.
Makrogametosit
i.
Jumlah
dalam darah banyak
ii.
Ukuran
lebih besar dari pada erytrosit
iii.
Bentuk
bulan sabit ujung runcing/ bulat
iv.
Sitoplasma
biru tua
v.
Kromatin
melebar halus
vi.
Pigmen
granula-granula hitam tersebar
f.
Mikrogametosit
i.
Waktu
timbul 7-12 hari
ii.
Jumlah
dalam darah banyak
iii.
Ukuran
lebih besar dari pada erytrosit
iv.
Bentuk
seperti pisang (ginjal)
v.
Sitoplasma
biru kemerahan
vi.
Kromatin
granula kasar terkumpul
vii.
Pigmen
granula hitam, inti bulat
Gambar
perbedaan pada sediaan darah tebal dan tipis
Patologi dan gejala-gejala.
Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mentral cunfuncion). Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan perodiditas yang jelas.
Ada anemia
ringan dan leucopenia dengan monositosis. Pada stadium dini penyakit penyakit
dapat didiagnosis dan diobati dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi.
Bila pengobatan tidak sempurna, gejala malaria pernisiosa dapat timbul secara
mendadak. Istilah ini diberikan untuk penyulit berat yang timbul secara tidak
terduga pada setiap saat, bila lebih dari 5 % eritrosit di-infeksi.
Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :
1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan.
3.gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera.
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengan P.falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) :
1.malaria otak dengan koma (unarousable coma)
2.anemia normositik berat
3.gagal ginjal
4.Edema paru
5.Hipoglikemia
6.syok
7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular coagulation)
8.kejang umum yang berulang.
9.Asidosis
10.Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah didaerah tertentu) :
1.Gangguan kesadaran (rousable)
2.penderita sangat lemah (prosrated)
3.Hiperparasitemia
4.Ikterus (jaundice)
5.hiperpireksia
Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan memberikan gambaran klinis khas yang dikenal sebagai “blackwater fever” atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala dimulai dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada “blackwater” parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam darah tepi.
Didalam gejala kliniknya malaria Falciparum memiliki beberapa tipe/ komplikasi:
Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mentral cunfuncion). Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan perodiditas yang jelas.
Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :
1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan.
3.gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera.
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengan P.falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) :
1.malaria otak dengan koma (unarousable coma)
2.anemia normositik berat
3.gagal ginjal
4.Edema paru
5.Hipoglikemia
6.syok
7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular coagulation)
8.kejang umum yang berulang.
9.Asidosis
10.Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah didaerah tertentu) :
1.Gangguan kesadaran (rousable)
2.penderita sangat lemah (prosrated)
3.Hiperparasitemia
4.Ikterus (jaundice)
5.hiperpireksia
Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan memberikan gambaran klinis khas yang dikenal sebagai “blackwater fever” atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala dimulai dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada “blackwater” parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam darah tepi.
Didalam gejala kliniknya malaria Falciparum memiliki beberapa tipe/ komplikasi:
a)
Demam
remiten bilosa( bilious remiten fever)
·
Gejala:
§ Mual dan muntah terus menerus
§ Ikterus
§ Nyeri epigastrium
§ Nyeri tekan pada daerah
hepar
·
Komplikasi:
§ Dehidrasi
§ Gangguan keseimbangan
elektrolit dan mineral
b)
Malaria
cerbral / malaria camatosa
·
Gejala:
§ Sakit kepala
§ Hiperpireksia
§ Kejang-kejang
§ Disorientasi (bingung)
dan gejala psikotik
§ Koma
Gejala diatas terjadi karena oedem otak, obstruksi
kapiler, iskhemia lokal dan anoxia otak.
c)
Malaria
algit
·
Gejala:
§ Keringat berlebihan
§ Syncope (pingsan)
§ Ikterus
§ Diare akut
§ Anemia
d)
Black
Water Fever (BWF)
Terjadi
hemolisis intra vaskuler dengan hemoglobinuria disertai manifestasi infeksi Plasmodium falciparum. Hal ini
disebabkan sering kali oleh pengobatan dengan kinin yang tidak teratur sehingga
timbul respon Imunologi terhadap obat tersebut.
Cara penularan
I.
Secara
alamiah / natural infection
Terjadi
melalui gigitan nyamuk anopheles
II.
Secara
tak alamiah
1)
Malaria
bawaan (congenital)
Terjadi pada
bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.
Penularan
terjadi melalui tali pusat atau plasenta
2)
Secara
mekanik
Penularan
terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik
3)
Secara
oral / mulut
Cara penularan ini pernah
dibuktikan pada burung.
Diagnosis
Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit trofozoit muda ( bentuk cincin ) tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat ditemukan pigmen dan parasit dalam kapiler otak dan alat-alat dalam.
Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit trofozoit muda ( bentuk cincin ) tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat ditemukan pigmen dan parasit dalam kapiler otak dan alat-alat dalam.
Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
|
|
Raya:
|
|
Superfilum:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Keluarga:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Plasmodium vivax
|
Plasmodium vivax
|
Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses
definitifnya atau merupakan vektornya.
Untuk kelangsungan hidup
plasmodium vivax memerlukan dua macam siklus
Bentuk aseksual:
§
Belum menghasilkan trophozoites (Ring atau
stempel berbentuk cincin), sekitar 1/3 dari diameter sebuah RBC.
§
Trophozoites matang: Sangat tidak teratur
dan halus (digambarkan sebagai amoeboid ); proses pseudopodial banyak terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (malaria pigmen) atau hematin mungkin
berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
§
Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah normal,
sehingga sel darah terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada sekitar enam belas merozoit.
Bentuk Seksual:
gametosit: Bundar.
Pada gametosit
Plasmodium vivax biasanya ditemukan dalam darah perifer pada sekitarakhir
minggu pertama parasitemia.
Siklus Hidup Plasmodium
vivax
Infeksi Plasmodium
vivax berlangsung di manusia
ketika nyamuk betina Anopheles yang terinfeksi mengisap darah dari orang yang
sehat. Selama makan, nyamuk
menyuntikkan sporozoit untuk mencegah pembekuan darah dan air liur, ribuan
sporozoit yang diinokulasi ke dalam darah manusia; dalam waktu setengah jam-the
sporozoit mencapai hati. Di sana
mereka memasuki sel hati, berubah menjadi bentuk tropozoite dan memakan sel-sel
hati, dan bereproduksi secara aseksual. Proses
ini menimbulkan ribuan merozoit (plasmodium sel anak) dalam sistem peredaran
darah dan hati.
A.
Siklus
aseksual (dalam tubuh manusia)
1.
Siklus
diluar sel darah / eksoeritrositer
Terjadi
didalam hati dan terbagi lagi dalam fase eksoeritrositer primer dan sekunder.
Eksoeritrositer sekunder adalah suatu fase dari siklus hidup parasit yang dapat
menyebabkan penyakit kambuh atau rekurensi (long term relapse). Menurut
literatur plasmodium vivax dapat kambuh berkali-kali sampai jangka waktu 3-4
tahun.
2.
Siklus
didalam sel darah/ eritrositer
·
Siklus
sisogoni yang menimbulkan demam
·
Fase
gametogoni yang menyebabkan seseorang menjadi sumber penular penyakit bagi
nyamuk malaria (anopheles)
B.
Siklus
seksual (dalam tubuh nyamuk anopheles)
Siklus
ini disebut juga sebagai siklus sporogoni, karena menghasilkan
sporosoit, yaitu bentuk stadium parasit yang sudah siap untuk ditularkan ke
manusia, berlangsungnya siklus ini disebut juga masa inkubasi ekstrinsik yang
sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara.
PEMERIKSAAN
PARASIT SECARA MIKROSKOPIS
Dalam
pemeriksaan parasit malaria digunakan sediaan darah tebal dan sediaan darah
tipis.
Bentuk
parasit pada sediaan darah tebal yang diwarnai:
·
Tropozoit
muda (ring form)
Halus, kecil,
dan sering kali pecah
·
Tropozoit
Sitoplasma
jelas ireguler
·
Skizon
Banyak
mengandung merozoit kecil dan rata-rata 16
·
Gametosit
Parasit padat
dengan gambaran jantan dan betina
Bentuk parasit pada sediaan darah tipis
·
Bentuk
cincin (tropozoit awal)
ü Ukuran1/3 erytrosit
ü Bentuk cincin tebal
ü Kromatin massa padat
ü Berbatas jelas
ü Bentuk accole
kadang-kadang
ü Pigmen tidak ada
·
Bentuk
tropozoit sedang berkembang
ü Ukuran besar, bentuk
sangat irreguler, vakuola nyata
ü Kromatin titik-titik atau
benang-benang
ü Pigmen halus , warna
kuning coklat
ü Penyebaran partikel halus
ü Penyebaran tersebar rata
·
Skizon
imature (muda)
ü Ukuran hampir mengisi
seluruh erytrosit
ü Bentuk sedikit amoeboit
ü Kromatin banyak berupa
massa irreguler
ü Pigmen tersebar
·
Skizon
matur (dewasa)
ü Mengisi erytrosit
ü Bentuk bersegmen
ü Merozoit 14-24 dan
rata-rata 16
ü Ukuran sedang
ü Pigmen berkumpul ditengah
(kuning coklat)
·
Mikrogametosit
ü Waktu timbul 3-5 hari
ü Jumlah dalam darah
banyak, ukuran mengisi erytrosit yang membesar
ü Bentuk bulat atau ovale
dan padat
ü Sitoplasma biru pucat
ü Kromatin fibril-fibril
dengan gelombang di dawrah sekitar yang tidak berwarna
ü Pigmen tersebar
·
Makrogametosit
ü Jumlah dalam darah banyak
dan kran mengisi erytrosit yang membesar
ü Bentuk bulat / ovale dan
padat
ü Sitoplasma biru tua
ü Kromatin merupakan massa
pada diperifer
ü Pigmen sedikit bersamaan
dan sekeliling perifer
Gambar
perbedaan sediaan darah tipis dan tebal pada plasmodium vivax
Gejala
klinik malaria vivax
i.
Serangan
pertama didahului gejala prodromal pada permulaan penyakit demam tak teratur
karena adanya beberapa kelompok parasit yang berbeda saat sporulasinya. (jumlah
parasit sedikit)
ii.
Setelah
2-4 hari demam menjadi demam teratur tiap 48jam.(jumlah parasit banyak)
Gejala lain:
o
Mual,muntah,
sakit kepala
o
Anemia
(tahap lanjut) pada serangan pertama tidak jelas.
o
Splemomegali
(tampak pada minggu ke-2) sangat besar dan keras setelah menjadi kronis.
Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya
tetapi akibat relapsnya bisa menyebabkan kondisi yang menurun pada penderita.
Prognosis:
baik
Diagnosis:
menemukan parasit Plasmodium vivax dalam sediaan darah dengan cat giemsa.
CATATAN
Ø Bentuk infektif
plasmodium: sporozoit
Ø Sporulasi: keluarnya merozoit
dari erytrosit yang pecah pada akhir proses skizogoni.
Ø Gametogoni: fase
pembentukan makro dan mikrogamet dari gametosit (makrogametosit dan
mikrogametosit)
Ø Sporogoni: fase / proses
pembentukan sporozoit dari zigot
Ø Masa inkubasi ada dua:
i.
Masa
inkubasi intrinsik
Sporozoit
masuk tubuh timbul gejala
klinis pertama kali
§ Plasmodium falciparum =
11 – 14 hari
§ Plasmodium vivax = 12 –
17 hari
ii.
Masa
inkubasi ekstrinsik
Masa waktu
yang dibutuhkan selama fase/ stadium sexual exogen (dalam tubuh nyamuk)
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara
§ Plasmodium falciparum =
12 – 14 hari
§ Plasmodium vivax = 10 –
14 hari
Masa pre erytrositik:
§ Plasmodium falciparum: 6
hari
§ Plasodium vivax: 8 hari
Ø Bentuk accole: suatu
bentuk parasit dimana sitoplasmanya tampak sebagai garis biru yang jelas dengan
titik kromatin yang terletak di tepi erytrosit.
0 komentar:
Posting Komentar