Flu Singapore Atau Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
DEFINISI
"Flu Singapore" sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM).
Penyakit ini sesungguhnya sudah lama ada di dunia. Berdasar laporan yang ada, kejadian luar biasa penyakit ini sudah ada di tahun 1957 di Toronto, Kanada. Sejak itu terdapat banyak kejadian di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sebenarnya penyakit ini bukan penyakit baru.
Istilah Flu Singapore muncul karena saat itu terjadi ledakan kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura. Karena gejalanya mirip flu, dan saat itu terjadi di Singapura (dan kemudian juga terjadi di Indonesia), banyak Media cetak yang membuat istilah flu Singapore, walaupun ini bukan terminologi yang baku.
ALUR
WABAH
Alur wabah ini dimulai pada tahun:
1998:
Pada tahun 1998, ada suatu wabah di Taiwan,
terutama yang memengaruhi anak-anak. Tercatat
bahwa 405 sakit parah dan 78 meninggal. Jumlah kasus yang diperkirakan epidemi
telah mencapai 1,5 juta.
2006:
Pada tahun 2006, 7 orang tewas dalam
sebuah wabah di Kuching,
Sarawak
(menurutNew Straits Times, 14 Maret). Dan pada
tahun yang sama, setelah pecahnya Chikungunya
di selatan dan beberapa bagian barat India, kasus KTM
dilaporkan.
2008:
Wabah di Cina, dimulai pada bulan
Maret di Fuyang, Anhui,
mengakibatkan terinfeksi 25.000, dan 42 meninggal pada tanggal 13 Mei. Wabah
serupa dilaporkan di Singapura (lebih dari 2.600 kasus sebagai 20 April 2008),
Vietnam (2,300 kasus, 11 meninggal), Mongolia (1,600 kasus), dan Brunei (1053
kasus antara bulan Juni sampai Agustus 2008)
2009:
17 anak meninggal dalam suatu wabah
di selama bulan Maret dan April 2009 di Provinsi
Shandong, China
timur dan 18 anak-anak meninggal di Provinsi
Henan. Sembuh dari 115.000 kasus yang dilaporkan di Cina dari Januari
hingga April, 773 itu parah dan 50 orang fatal.
Di
Indonesia,
di mana penyakit ini sering disebut flu Singapura, Penyakit ini
dilaporkan dari Jakarta
bahwa delapan anak-anak tertular. Pada akhir April, lembaga-lembaga
kesehatan peringatan pusat kesehatan masyarakat Jakarta mendukung
langkah-langkah pencegahan, termasuk penggunaan termal scanner di bandara untuk
menghindari perjalanan ke Singapura
PENYEBAB
PTKM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Di dalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab PTKM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM adalah penyakit yang kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus, walau bisa juga terkena.
Penularannya melalui jalur fekal-pral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa.
Penyakit ini memberi imunitas spesifik, namun anak dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya.
Masa Inkubasi 2 - 5 hari.
GEJALA
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit.
ü Gejala yang cukup berat tersebut antara lain : Hiperpireksia,
yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 C.
ü Demam tidak turun-turun
ü Takikardia (nadi menjadi cepat)
ü Takipneu, yaitu napas jadi cepat dan sesak
ü Malas makan, muntah, atau diare berulang dengan dehidrasi.
ü Letargi, lemas, dan mengantuk terus - Nyeri pada leher,
lengan, dan kaki.
ü Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf cranial.
ü Keringat dingin
ü Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)
ü Ketegangan pada daerah perut
ü Halusinasi atau gangguan kesadaran
Komplikasi penyakit ini adalah :
·
Meningitis (radang selaput otak) yang
aseptik
·
Ensefalitis (radang otak)
·
Myocarditis (Coxsackie Virus
Carditis) atau pericarditis
·
Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh
Layuh Akut
(Polio-like illness )
Jenis virus tertentu gejalanya dapat
lebih parah yaitu :
- Demam tinggi lebih dari 38% selama 2 hari.
- Ada gejala flu, sesak napas,
kejang-kejang, ulkus, seriawan pada rongga mulut, lidah, dan kerongkongan
Satu kelompok dengan penyakit ini adalah :
1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (PTKM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10
DIAGNOSA LABORATORIUM :
Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan Hanks Virus Transport. Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan suckling mouse inoculation. Setelah dilakukan Tissue Culture, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.
Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Deteksi Virus :
- Immuno histochemistry (in situ)
- Imunofluoresensi antibodi (indirek)
- Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.
2. Deteksi RNA :
RT-PCR
1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (PTKM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10
DIAGNOSA LABORATORIUM :
Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan Hanks Virus Transport. Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan suckling mouse inoculation. Setelah dilakukan Tissue Culture, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.
Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Deteksi Virus :
- Immuno histochemistry (in situ)
- Imunofluoresensi antibodi (indirek)
- Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.
2. Deteksi RNA :
RT-PCR
5Partial DNA sekuensing (PCR Product)
3. Serodiagnosis :
Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero.
Uji ELISA sedang dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis PTKM, hanya kita dapat mengatahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.
PENGOBATAN
1. Istirahat yang cukup
2. Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.
3. Dapat diberikan :
- Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
- Extracorporeal membrane oxygenation.
4. Pengobatan simptomatik :
- Antiseptik di daerah mulut
- Analgesik misal parasetamol
- Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
- Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah self limiting diseases, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT:
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik.
·
Pencegahan penyakit adalah dengan
menghilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan; kebersihan (Higiene dan
Sanitasi) lingkungan maupun perorangan. Cara yang paling gampang dilakukan
adalah misalnya membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan
dengan penderita, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang
memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit Universal Precaution harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit Universal Precaution harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)
UPAYA
PEMERINTAH DALAM HAL INI :
· Meningkatkan
survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
· Memberikan penyuluhan
tentang cara-cara penularan dan pencegahan PTKM untuk memotong rantai
penularan.
· Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala PTKM
· Menjaga kebersihan perorangan.
· Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
- Daya tahan tubuh menurun.
- Tidak menularkan kebalita lainnya.
- Daya tahan tubuh menurun.
- Tidak menularkan kebalita lainnya.
· Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana PTKM
termasuk pelaksanaan Universal Precaution nya.
^^sumber :
http://id.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar